Panduan Lengkap Penyakit Ginjal: Stadium, Risiko, dan Cara Mengelola CKD

Setiap penderita penyakit ginjal pasti menginginkan agar kondisi ginjal mereka membaik bahkan bisa sembuh sepenuhnya. Namun, penyakit ginjal tidak dapat membaik jika Anda tidak memahami penyakit tersebut dengan baik. Saya dulu berpikir bahwa di Pakistan, pasien mungkin memiliki pemahaman yang sangat baik tentang penyakit ginjal, tetapi saya ternyata salah. Dalam video kali ini, saya akan menjelaskan bagaimana penyakit ginjal terjadi, bagaimana penyakit ini berkembang, dan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan perkembangan penyakit ginjal. Saya juga akan membahas langkah-langkah dasar yang bisa Anda ambil untuk memperlambat laju perkembangan penyakit ginjal Anda.

Assalamu’alaikum, saya Dr. Waseem dari Expert Kaan's Clinic Lahore. Saya minta maaf sebelumnya jika ada masalah dengan pencahayaan atau audio dalam video ini. Saya telah mencoba untuk menjaga peralatan saya dalam kondisi baik, tetapi terkadang masalah pencahayaan dan audio bisa muncul karena pengaturan studio. Mohon dimaklumi.

Mari kita kembali ke topik utama: penyakit ginjal. Setelah membaca komentar pada video saya, saya merasa bahwa pemahaman tentang penyakit ginjal mungkin masih kurang baik, terutama ketika saya membaca komentar-komentar seperti: "Dokter, saya memiliki banyak protein dalam urine saya. Bisakah Anda memberikan obat agar protein dalam urine saya berkurang?" atau "Tingkat kreatinin ibu saya atau teman saya meningkat. Bisakah Anda memberi tahu obat yang bisa menurunkan kreatinin?" Ini menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang penyakit ginjal sering kali dangkal. Kita cenderung menganggap bahwa peningkatan kadar kreatinin atau protein dalam urine adalah masalah utama tanpa menyadari bahwa penyakit ginjal itu sendiri sangat kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam.

Penyakit ginjal bukan hanya masalah ginjal itu sendiri, tetapi juga melibatkan komplikasi dan masalah tambahan yang jauh lebih rumit. Kita sering kali menyederhanakan masalah dengan menganggap peningkatan kreatinin atau protein dalam urine sebagai satu-satunya indikator, tanpa memperhatikan banyak faktor lain yang berperan dalam kondisi tersebut. Proses kerusakan ginjal ini mungkin tidak segera terlihat karena gejala-gejala awal sering kali tidak spesifik dan berkembang secara bertahap.

Video ini mungkin agak panjang, tetapi saya akan berusaha menjelaskan topik ini secara jelas dan terstruktur. Hari ini, kita akan membahas penyakit ginjal kronis, yang juga dikenal sebagai Chronic Kidney Disease (CKD). Sebelum masuk ke penjelasan mendetail tentang CKD, mari kita klarifikasi beberapa hal untuk menghindari kebingungan.

Pertama, kita perlu memahami perbedaan antara acute kidney injury (AKI) dan chronic kidney disease (CKD). AKI terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan mendadak akibat insiden atau cedera tertentu. Ginjal yang sebelumnya normal dapat mengalami kerusakan tiba-tiba, dan kadar kreatinin dapat meningkat drastis, misalnya dari 2 menjadi 10 atau bahkan 15. Jika penyebab kerusakan ini, seperti batu ginjal atau pembesaran prostat yang menghambat saluran kemih, dapat diatasi, maka fungsi ginjal biasanya akan kembali normal. Ini dikenal sebagai acute kidney injury. Jika penyebabnya diatasi tepat waktu, fungsi ginjal bisa pulih sepenuhnya, dan risiko beralih ke penyakit ginjal kronis sangat rendah.

Sekarang, mari kita fokus pada penyakit ginjal kronis (CKD). CKD didiagnosis pada stadium 3, yang ditandai dengan Estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR) di bawah 60 ml/menit. Jika kadar kreatinin berada dalam rentang 1 hingga 3, dokter akan menginformasikan bahwa Anda mengalami penyakit ginjal pada stadium 3. Ini berarti bahwa fungsi ginjal Anda telah menurun sekitar 70-80%. Dalam beberapa studi, ada yang mencatat penurunan fungsi ginjal hingga 90%, tetapi angka ini mungkin tidak sepenuhnya akurat dan bisa berubah dengan penelitian di masa depan. Secara umum, jika Anda didiagnosis dengan stadium 3 CKD, berarti sekitar 70% dari fungsi ginjal Anda sudah hilang, dan hanya sekitar 30% yang tersisa. Kondisi ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari proses yang berlangsung selama bertahun-tahun atau bahkan dekade.

Bagaimana dengan stadium 1 dan 2 CKD? Banyak pasien merasa bingung tentang perbedaan antara stadium 1 dan 2 CKD dan bertanya-tanya apakah setiap orang di dunia ini memiliki masalah ginjal. Dalam video ini, saya juga akan menjelaskan tentang stadium 1 dan 2 CKD.

Stadium 1 dan 2 CKD memiliki definisi teknis yang berbeda. Biasanya, pasien pada stadium ini memiliki kadar kreatinin yang normal dan tidak ada kerusakan struktural yang jelas pada ginjal. Kerusakan struktural ini mungkin tidak terlihat jelas kecuali dilakukan pemeriksaan mendalam. Namun, beberapa kondisi dapat menunjukkan adanya kerusakan struktural meski kadar kreatinin masih normal. Contoh paling umum dari stadium 1 CKD adalah proteinuria, di mana protein bocor ke dalam urine. Pada stadium ini, meski ada kerusakan struktural pada ginjal, kadar kreatinin dan eGFR masih berada dalam rentang normal (lebih dari 60 ml/menit).

Contoh lain adalah Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (ADPKD), di mana ginjal memiliki kista, tetapi kadar kreatinin tetap normal dan eGFR juga masih di atas 60 ml/menit. Dokter nefrologis mungkin mengidentifikasi adanya perubahan struktural pada ginjal yang akhirnya dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Sekarang, mari kita bahas kelompok ketiga yang mungkin juga Anda termasuk di dalamnya, yaitu mereka yang berisiko mengalami penyakit ginjal. Kelompok ini memiliki kerusakan struktural pada ginjal, tetapi mungkin belum terdeteksi karena kadar eGFR masih di atas 60 ml/menit. Kelompok ini meliputi individu dengan faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah tinggi, perokok, gaya hidup sedentari, resistensi insulin, sindrom metabolik, penyakit hati, dan kondisi genetik yang dapat menyebabkan penyakit ginjal.

Kelompok kedua adalah mereka yang mengalami sindrom metabolik, seperti obesitas, resistensi insulin, dan gaya hidup tidak aktif. Mereka mungkin juga memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes. Jika belum mengalami, kemungkinan dalam waktu dekat akan mengalaminya. Ini adalah stadium 1 dan 2 CKD, di mana eGFR masih di atas 60 ml/menit dan belum ada proteinuria atau kerusakan struktural yang jelas, tetapi ada perubahan mikroskopis di ginjal yang bisa memanifestasikan diri dalam bentuk penyakit ginjal dalam 2, 5, atau 10 tahun ke depan.

Jika tidak dilakukan manajemen yang baik pada stadium 3, penyakit ginjal dapat berkembang menjadi stadium 4 atau 5. Ketika kerusakan ginjal sudah terjadi dan perubahan struktural mulai muncul, proses kerusakan ginjal akan terus berlanjut, meskipun bisa dikendalikan untuk memperlambat perkembangannya. Proses ini melibatkan kerusakan mikroskopis di ginjal, di mana bagian-bagian ginjal yang rusak mulai mengalami peradangan dan fibrosis. Proses ini menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan penyebaran fibrosis ke seluruh ginjal.

Untuk memperlambat proses ini, berbagai rekomendasi diberikan, termasuk pengendalian tekanan darah, pengelolaan diabetes, gaya hidup sehat, dan penghindaran faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi ginjal. Dengan memahami proses ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan ginjal Anda dan memperlambat perkembangan penyakit.

Comments

Popular posts from this blog

Pentingnya Gaya Hidup Sehat dalam Proses Penurunan Berat Badan

Memahami Penyakit Ginjal Kronis: Perspektif Seorang Dokter

Mengatasi Non-Kepatuhan Pasien dalam Sistem Kesehatan Pakistan: Tantangan dan Solusi Efektif